Kolom | MEMBACA TANDA-TANDA (Taufik Ismail)
Ada sesuatu yg rasanya mulai lepas dari tangan dan meluncur lewat sela2 jari kita.
Ada sesuatu yg mulanya tdk begitu jelas tapi kini kita mulai merindukannya.
Kita saksikan udara abu2 warnanya.
Kita saksikan air danau yg semakin surut jadinya.
Burung2 kecil tak lagi berkicau pagi hari.
Hutan kehilangan ranting. Ranting kehilangan daun.
Daun kehilangan dahan.
Dahan kehilangan hutan.
Kita saksikan zat asam didesak asam arang dan karbon dioksid itu menggilas paru2.
Kita saksikan.
Gunung memompa abu.
Abu membawa batu.
Batu membawa lindu.
Lindu membawa longsor.
Longsor membawa air.
Air membawa banjir.
Banjir membawa air mata.
Kita telah saksikan seribu tanda2.
Bisakah kita membaca tanda2?
ALLAH.
Kami telah membaca gempa.
Kami telah disapu banjir.
Kami telah dihalau api dan hama.
Kami telah dihujani api dan batu.
ALLAH.
Ampunilah dosa2 kami.
Beri kami kearifan membaca.
Seribu tanda2.
Karena ada sesuatu yg rasanya mulai lepas dari tangan dan meluncur lewat sela2 jari.
Karena ada sesuatu yg mulanya tdk begitu jelas tapi kini kami mulai merindukannya.
(Puisi-Puisi Langit).
0 comments:
Posting Komentar