23 April 2015

Kamis, April 23, 2015
Sesaji Sebagai Harmonisasi Dengan Alam

Sub judul di atas merupakan falsafah Jawa tentang prinsip dasar yang melandasi tindakan seseorang untuk memberikan sesaji atau sedekah. Tetapi akibat kurangnya pemahaman tentang sesaji, hal itu menimbulkan stigma, yakni penilaian negative dan pemahaman yang melenceng jauh dari prinsip dasar, pengertian, maksud dan tujuan sesaji itu sendiri. Kadang muncul stigma sangat tendensius yang menghakimi tindakan memberikan sesaji. Padahal dalam upacara sesaji sesungguhnya memiliki nilai luhur kearifan local masyarakat Indonesia. Tindakan destruktif, brutal dan tidak bertanggungjawab kadang dilakukan sekelompok orang dengan mengatasnamakan pembelaan Tuhan. Itu terjadi karena orang tidak tahu jika dirinya sedang tidak tahu, tidak sadar jika dirinya sedang terbenam dalam ketidaksadaran yang sangat membius.
Seperti telah saya singgung di atas bahwa sesaji merupakan usaha untuk berharmoni dengan hukum alam. Penjelasan singkatnya begini, seseorang memberikan sedekah kepada beragam kehidupan yang ada di lingkungan sekitarnya. Sedekah ini merupakan artikulasi nyata dari kesadaran manusia untuk saling menjaga kelestarian alam, menjaga keharmonisan dan kelangsungan ekosistem dan lingkungan hidup. Rasa welas asih menjadi pondasi melakukan sedekah sesaji. Itu disebut pula urip (hidup) yang murup (menyala), atau hidupnya berguna untuk seluruh kehidupan di planet bumi. Jangankan menyakiti apalagi membunuh orang lain yang beda pendapat, mengumpat dan meledek pun tidak dilakukannya. Perbuatan demikian itu jelas merupakan tindakan melawan hukum alam. Cepat atau lambat pasti akan tergulung oleh mekanisme hukum  keadilan alam.

Tingkatan Sesaji

Sesaji atau sedekah jika mengacu pada kualitasnya, sifatnya bertingkat-tingkat. Dari sesaji yang levelnya paling sederhana (rendah) hingga paling lengkap (tinggi). Dengan demikian, sesaji bukanlah sesuatu yang memberatkan. Tetapi dapat disesuaikan menurut kemampuan masing-masing orang. Orang mau pilih yang sederhana dan ringan atau yang lengkap, yang penting setiap bersedekah atau bersesaji harus dilakukan dengan tulus ikhlas. Jika terpaksa jangan melakukannya. Efeknya pun berbeda tergantung seberapa tinggi kualitas sesaji atau sedekah yang diberikan.
               Sesaji sebagai bentuk kebaikan pasti menimbulkan efek getaran energy positif yang memancar ke segala penjuru. Besaran energy ini ditentukan seberapa besar kualitas sesaji yang diberikan. Energy positif akan beresonansi kemudian membangkitkan energy positif yang berlipat ganda, dan sebaliknya energy negative akan meresonansi kemudian menimbulkan energy negative yang berlipat ganda pula. Oleh sebab itu bagi siapapun yang akan memberikan sesaji hendaknya niat dan pikiran sudah disetel secara tepat semenjak proses membuat sesaji dimulai.  Di situlah saat paling menentukan apakah sesajinya akan menghasilkan respon positif atau malah sebaliknya. Kuncinya terletak pada pengorbanan, persembahan, dan ketulusan yang ditujukan kepada orang-orang, mahluk hidup dan lingkungan yang kita hormati dan sayangi.
               Demikian tadi uraian singkat mengenai sesaji. Semoga tulisan ini dapat membantu para pembaca yang budiman untuk memahami seluk-beluk sesaji secara proporsional dan bijaksana.

Salam Seger Waras

0 comments:

Posting Komentar