22 April 2015

Rabu, April 22, 2015

Junk Opinion
Ada satu lagi pemahaman salah kaprah yang terlanjur diyakini kebenarannya oleh sebagian masyarakat kita. Akibatnya bisa fatal, apalagi mengenai hal-hal yang berhubungan dengan gaib. Sebab dapat mendiskreditkan kelompok tertentu, atau bahasa kasarnya menimbulkan fitnah. Saya istilahkan sebagai persepsi “sampah”, atau junk opinion. Timbulnya junk opinion ini disebabkan oleh beberapa hal misalnya,
  1. Kurangnya ilmu pengetahuan dan informasi mengenai suatu hal sehingga menyebabkan penilaian yang salah.
  2. Tidak memahami secara obyektif, yang disebabkan oleh sikap tidak suka terhadap suatu hal, sehingga menimbulkan penilaian yang tendensius menyudutkan kelompok tertentu.
  3. Orang tidak mengalami, tidak melakukan, dan tidak memahami suatu hal. Melainkan hanya menerima apa adanya, taken for granted, tetapi buru-buru dianggap sebagai suatu informasi yang benar. Misalnya kita memahami suatu hal tetapi referensinya sangat lemah, hanya berdasarkan cerita dari mulut ke mulut. Atau “katanya”, Jawa: ujare, Sunda : ceunah ceuk ceunah.
Opini “sampah” dapat berkembang pesat  menjadi opini masyarakat (public opinion) apabila didukung oleh kepentingan kelompok (vested interest), kekuatan dan kekuasaan politik melalui media massa menjadi “kampanye hitam” (black champagne) yang bersifat masif. Bentuk-bentuk “kampanye hitam”, entah disadari atau tidak seringkali dilakukan oleh media massa, media elektronik seperti tayangan hiburan dan misteri di beberapa stasiun televisi swasta di Indonesia.
Satu contoh yang akan saya kemukakan pada kesempatan kali ini mengenai opini  “sampah” tentang sesaji. Memberikan sesaji dengan serta merta dianggap perbuatan hina, musrik, dosa dengan tuduhan memuja setan. Orang yang membuat sesaji dianggap sebagai orang yang tunduk, kalah, dan mau menjadi budak setan. Ini benar-benar opini “sampah” yang telah menyesatkan umat manusia selama puluhan tahun. Untuk itu masilah kita urai satu persatu tentang rahasia sesaji.
Nilai Esensial Sesaji

Pertama-tama perlu saya berikan eksplanasi singkat tentang Sesaji agar supaya para pembaca yang budiman lebih mudah memahami tulisan saya kali ini. Sesaji berasal dari kata saji. Sajian, sesajian, maknanya sama  dengan hidangan. Menyajikan berarti menghidangkan. Sesaji kata benda bersifat tunggal, sedangkan sesajian bermakna jamak atau plural.  Sesaji yakni sesuatu yang dihidangkan. Secara umum sesaji dibuat sebagai wujud sedekah. Saya ulangi sekali lagi, sedekah. Sedekah yang dibagikan kepada orang lain. Sedekah dilakukan tidak  terbatas pada antar sesama manusia, melainkan bisa dilakukan  kepada bangsa tumbuhan, binatang, bahkan makhluk halus sekalipun. Nilai esensial dari sedekah itu sendiri yakni bentuk nyata kasih-sayang atau welas-asih antar sesama makhluk penghuni jagad raya ini. Pemahaman ini sangat penting digarisbawahi untuk membebaskan diri dari cengkeraman opini “sampah” yang telah mengotori otak dan hati kita.

Selanjutnya ...

Salam Seger Waras

0 comments:

Posting Komentar